Minggu, 08 Juni 2014

Nyoba Nulis Cerpen Nih ( First Cerpen)


I just wanna try to make some short story about all of my friend's experience here. sebagai tempat curhat bagi beberapa "closed friends" gitu, jadi guwa ngambil salah satu cerita dari bestie guwa yang guwa samarin namanya... hehhe... FIRST TIME bgt loh buat nih cerpen.. semoga bermanfaat buat anon-anon reader yak.. don't forgot to leave comment or LIKE for my story.. thanks before :)

kalo kalian mau liat hasilnya,, klik "read more" aja yah :)


PERTEMUAN SINGKAT

Kisah yang selalu membekas bak luka yang tak akan pernah pudar. Aku menanggapinya sebagai sebuah takdir. Takdir illahi yang telah mempertemukanku dengan dia, sosok yang selalu aku banggakan, sosok yang menjadi panutan dalam menjalani hari-hariku. dia bak penerang dalam hidupku, dia selalu men-support aku dan berkat dia aku menjadi seperti ini.
Aku seorang siswi SMA gatra bahana. Gatra bahana merupakan SMA idaman. Tak ada kalangan manapun yang tidak mengenal sekolahku, yang berada tepat di jantung kota bogor ini. Aku bangga menjadi salah satu bagiannya. dan aku berharap aku bisa menorehkan prestasi yang membanggakan kelak.
Alarm dari jam tanganku berbunyi beberapa kali. Sontak  memecah keheningan di kelas yang saat itu sedang pelajaran biologi.
          “ Aaaah, kok kamu bunyinya pas situasi begini sih?” ucapku dengan tampang cengar-cengir
          “ ra, ribut banget sih kamu.” Balas temanku yang duduknya berada di belakangku
          “ hehe maaf, tau nih gak bisa kompromi banget, coba liat kondisi dulu kalo mau bunyi” balasku dengar nada bercanda.
Aku memang selalu memasang waktu karena setiap alarm ku ini berbunyi aku diharuskan minum obat dengan rutin. Kebiasaanku ini sudah terjadi sekitar 4 tahun yang lalu, saat itu aku mengalami kecelakaan yang membuat kondisi jantungku sedikit mengalami gangguan. Dokter mengatakan bahwa aku bisa rawat jalan, tapi resikonya aku harus selalu minum obat, dan kini obat selalu aku bawa kemana-mana, bahkan jika aku lupa membawa obat, aku rela pulang untuk mengambil “benda berharga” ku itu.
Aku sekarang duduk di kelas 2 SMA. memang terlalu awam bagiku untuk selalu bergantung dengan obat-obatan. Walaupun begitu aku tidak ingin orang-orang tahu bahwa aku menderita penyakit ini, aku selalu saja menutupinya bahwa system alarm itu gak bisa berhenti karena sudah ter-setting sejak pertama aku beli. Dalam pelajaran olahraga sekalipun aku tidak pernah takut apalagi menunjukkan kecemasanku, aku selalu mengumbar senyuman dan sebenarnya perasaan was-was selalu membayangiku.
Selama di sekolah banyak teman-temanku yang mengatakan bahwa aku salah satu murid paling rajin dan pandai hehe, namun aku hanya menanggapinya dengan senyuman saja atau sekedar mengelak tapi dalam hati sih seneng banget hehehe.. guru-guru ku pun menganggap hal yang serupa, aku menjadi anak yang lumayan eksis dikalangan para guru tetapi tidak di kalangan para siswa-siswi sekolahku. Walaupun aku sering dijuluki kutu buku oleh sebagian temanku, aku memiliki seseorang yang selalu aku jadikan panutan dalam hari-hariku di SMA.
(kriiing….) bunyi bel istirahat berdering sebanyak 3 kali. Aku memutuskan untuk makan dikelas saja karena setiap harinya aku membawa bekal. Namun temanku memaksaku untuk menemaninya pergi ke kantin yasudahlah aku menemaninya sekaligus ingin melihat suasana kantin yang selama ini jarang sekali aku rasakan.
          “kamu mau beli apa ra?” ucap temanku sambil memilah milah snack yang ada didepannya.
          “ gausah deh sa, makasih.” Balaku dengan tampang innocent
          “ aku beliin deh ra.”
          “ serius kamu sa? Hehhe iyadeh boleh.”
          “ yeee dasar kamu itu, ditraktir baru cepet.” Balas nesa dengan cekikikan
Siang ini suasana sangat terik, matahari sudah berhasil mengeluarkan segala yang dia punya. Padahal waktu belum menunjukkan tengah hari namun suasana kali ini berbeda dari biasanya. suasana kantin dalam keadaan ramai, sehingga banyak sekali siswa yang membeli minuman atau hanya sekedar ngumpul bareng teman. Aku dan nesa harus bersabar menunggu antrian. Saat aku berbalik badan aku terkejut, jantungku berdegup kencang, tanganku mulai berkeringat dan mataku tak berkedip sedikitpun walaupun saat itu kantin sedang ramai aku masih bisa melihat dia dari kejauhan.
          “ ris, ambil sudah yang mana, jangan bengong doong.” Ucap nesa
          “………”
nesa membalikkan badannya dan mendapati aku yang sedang melamun melihat seseorang dari kejauhan.
          “ kamu liatin siapa sih ris?” ucap nesa sambil menggerakkan tangannya di depan mukaku
          “ eeeiits minggir tangan mu ntar dia ilang lagi.” Balasku
          “ astaagaa dia toh, si “pangeran tampanmu” biasa aja kali ris ngeliatnya.”
          “ sumpaah sa, aku seneng bangeeet mimpi apa yaa aku semalam?”
          “gakusah lebay deh ris, udaaah ah cepet kamu mau apa?
(kemudian bel pertanda masuk berdering)
“yaelah tuhkan udah masukan. Aduhh ini istirahat masa cuman 15 menit?” balas nesa dengan mengomel
          “ gajadi deh aku udah kenyang .” Aku masih tetap memandangi dia.
          “ oooh dasar serius kenyang? Kenyang gara-gara ngeliat dia?”
          “ iyaa eh sa hehehe, eh eh dia mau kemana tuh?”
          “ dia pergi kekelas lah, ini loh sudah bel.” Nesa masih saja dengan nada mengomelnya
          “ HAH?! Serius? Ayoooo buruan ke kelas, pelajaran pak Ige lagi.” Pak Ige merupakan guru ter-killer di SMA ku hehe
          “ yeee, dianya baru sadar.” Timpal nesa
Aku dan nesa bergegas pergi kekelas karena bel telah berbunyi sejak tadi. Dan untunglah saat kami memasuki kelas, kondisi kelas dalam keadaan ramai dan memang belum ada guru yang datang.  Aku mencoba menenangkan diriku yang masih saja terngiang oleh dia “pangeran tampan” begitu aku menyebutnya ,sosok yang selama ini aku kagumi bahkan terbesit di pikiran bahwa aku harus mendapatkan dia. Namun dengan segala kemampuan ku aku mencoba mendekati dia, namun aku sadar aku ini wanita jadi aku harus tetap mempertahankan identitasku sebagai wanita, yang sudah dikodratkan untuk menunggu hehe.. aku sedang melamun apakah tindakanku ini pantas? Haruskah aku yang mendekati dia atau bagaimana? Aku tidak tahu pasti.
***
Dia adalah Gilang Aditya Pratama, dia kakak kelasku  satu tahun lebih tua dariku. Selama di SMA hari-hari ku makin berkesan karena ada dia. Aku tak tahu kenapa, hatiku selalu saja berdecak kagum apabila bertemu dia, terkadang rasa “deg-deg-an” itu selalu aku rasakan apabila bertemu dengan dia. Kalau dilihat dari fisik dia tidak terlalu tampan apabila dibandingkan dengan yang lainnya. Tinggi yang hampir sama denganku dengan Rambut yang sedikit ikal, hidung mancungnya yang memikat beberapa insan, terlebih lagi otaknya yang sangaat cemerlang. Dialah sosok yang berhasil memikatku, benar-benar berhasil memikatku. Semakin lama perasaan ini menjadi aneh . Perasaan yang berbeda. tidak pernah seheboh ini aku rasakan kepada mantanku dahulu. Aku merasa aku seperti terhipnotis olehnya, walau kata-kata ku ini sedikit lebay “over reaction” namun aku gak bisa memungkiri kalau memang ini yang aku rasakan.
          “ra, kok murung? Ada apa? Cerita dong..”kata sesil, sobatku
          “ hmm.. aku bingung sil.. cara apa yang bisa buat aku deket sama dia.” Timpalku
          “ hmmm, kamu coba sms dia aja, pura-pura nanya apa gitu ke dia.”
          “ yaelaah sil, aku belum siap ngungkap identitasku ke dia.”
          “ kan nyoba ajee ra, siapa tahu kan.”
          “ tapi..”
Lalu sesil mengambil hp yang sejak dari tadi aku letakkan di atas meja dan mengirimnya ke nomor dia.
          “ terkiriiiimmm raaa :D” kata sesil dengan nada begitu bahagia
          “ HAH?! Astaaagaa malu kan aku.” Balasku dengan cengar-cengir dan pipi yang mulai memerah
          “ seneng jugaaa, dasar. Tenang aja dibales pasti ra.”
          “ gak mungkin lah sil.”
          “ eeits, jangan bilang begitu, omongan itu doa loh ra.”
          “ eeeh gajadi deh, kutarik lagi omonganku hahahha.”
          “ jodoh gak kemana kok raa.” Sambil memukul bahuku.
Bel pertanda pulang berdering, aku sedang menunggu jemputan yang tak kunjung datang, sampai waktu di jam tanganku menunjukkan pukul 16:30, sesekali kucoba untuk melihat apakah ada sms masuk tetapi tidak ada. Lalu saat hpku bergetar  ku coba untuk melihat dan ternyata itu memang sms dari dia. Betapa senangnya hati ini melihat kalau sms itu berasal dari dia. Tanpa sadar aku tertawa dan terkejut melihat apa yang ada di depan mataku. Sejenak aku melupakan segala hal, akibat kelelahan karena menunggu pun sirna, bahkan langit sore menjadi saksi kebahagianku saat itu.
***
Hari-hari yang kulewati selalu saja bernafaskan tentang dia. Bahkan tidak bertemu sehari pun, terasa kosong bagiku. Semakin hari juga aku mencoba mendekatkan diriku kepada dia, dan hasilnya tidak seperti yang aku duga. Aku berhasil dekat dengan dia. Walaupun hanya sekedar berbincang lewat sms tanpa berbincang secara langsung, aku cukup senang dengan keadaanku sekarang ini. Aku selalu terbuai bahkan tersenyum saat dia melontarkan perkataannya lewat sms, bahkan saat mengirim sms ke dia saja aku harus mempersiapkan kata-kata yang pantas aku ucapkan ke dia. Seiring aku dekat dengan dia seiring juga rasa lelahku untuk menunggu pun datang. Aku berharap rasa lelahku ini tidak datang menghampiriku. Rasa lelah ini didukung pula dengan semakin dekatnya ujian akhir nasional tiba, dan ini sangat membunuh batinku. Semakin mendekati ujian nasional semakin perasaan ku tak karuan, aku bingung aku tak tahu harus melakukan apa, karena setelah ini dia tidak melanjutkan sekolah disini.
“ heeei raa ngapain bengong sendirian.. di lantai lagi, kotor tau..mending dibangku itu aja.” Ucap sesil sambil menunjuk bangku dibawah pohon rindang yang berhadapan tepat dengan kelasku.
          “ udah pewe sil.” Ucapku. lalu tiba-tiba saja sesil menarikku dan mengajakku duduk di bawah teduhnya pohon saat suasana hari itu sangaat terik.
          “ kamu cerita aja ra, mumpung lagi gaada guru nih.. ada apa lagi?”
“sil, kenapa yaa akhir-akhir ini jarang banget ketemu dia.” Ucapku tanpa sadar
          “ besok kan UN ra, palingan dia di kelas doang buat belajar. Taulah dia itu pinter, kutu buku pula.” Ucap sesil sambil membenahi roknya yang sejak tadi tertiup oleh angin.
          “iyasih, tapi aku galau sil, semakin deket ujian aku malah semakin jauh aja sama dia.”
          “ kamu jarang sms-an lagi sama dia?” ucap sesil dengan memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulutku, bahkan saking dekatnya dia dengan ku aku bisa melihat lensa matanya yang berwarna kecoklatan.
“ sil, aku baru nyadar kalau kamu itu cantik.” ucapku sambil tersenyum menahan tawa.
“ yeeee kamu, aku ini serius btw makasih yaa raa.” Tak kuasa melihatku tertawa sesil pun ikut tertawa
“eeeh, okee aku serius nih. Aku jarang lagi sil sms-an, lagian aku bingung mau nanya topik apalagi.”
“ iyajuga sih, pasti kamu juga canggung kan kalau sms dia mulu, ntar dikiranya kamu ganggu dia ra.”
“ naah itusudaah sil, makanya aku tau diri. Ntaran aja deh kalau dia uda selesai ujian baru deh aku sms dia lagi.”
“ ohiya ra,  bentar lagi dia kuliah juga, mungkin aja dia gak kuliah disini.”
“ itusudah sil..”
Aku pun larut dalam perbincangan kala itu, karena masih dalam konteks di sekolah, kami pun memutuskan untuk segera kembali ke kelas. Tetapi tujuan utamaku adalah obat. Yaa inilah saatnya aku minum obat. Suasana kelas saat itu memang dalam kondisi yang tenang, aku gak tahu kenapa peristiwa ini bisa terjadi, kelasku sudah terbiasa dengan suasana rebut, namun kenapa kali ini suasananya menjadi tenang. Saat aku dan sesil masuk kedalam kelas kejadian yang sangat menguras jiwaku terjadi..
“ sil, kenapa nih anak-anak tumbenan tenang banget? Kesambet apa coba?” ucapku dengan cengar-cengir melihat respon mereka terhadapku.
“ raa, kita tahu kok ra kalau kamu suka sama seseorang, kakak kelas 3 kan?” celetuk salah seorang temanku.
“ iyaa kan kalian sudah pada banyak yang tahu, ini nih gara-gara si sesil keceplosan.” Ucapku sambil tertawa
“ tapi kalau ada yang suka sama “pangeran tampanmu” itu gimana?” ucap nesa dengan nada yang penuh akan kehati-hatian.
“apaan sih maksud kalian? Aku gak ngerti.” Balasku sambil memegang dadaku, yang sejak tadi terasa sakit, namun aku berhasil menyembunyikannya dari sesil.
“ raa, sebenernya tadi aku mau bilang ke kamu sesuatu, eh tapi kamunya yang ngajak duluan ke kelas.” Ucap sesil dengan mnaruh tangan lembutnya di bahuku.
“ kenapa sil?” tak bisa kupungkiri rasa sakitku yang terasa semakin menjalar, aku berharap tak ada satu orang pun yang melihat mimik mukaku berubah dalam sekejap.
“ kamu tau kak donna kan? Kakak kelas yang paling eksis dan selalu jadi rebutan cowok-cowok.  Aku baru tau kalau ternyata kak donna pacaran sama dia raa.” Ucap sesil dengan nada sedikit tersendat.
“…….”
Sontak aku terkejut, bahkan badanku sempat terhuyung kebelakang, dan kudapati bahwa pipiku telah basah oleh air mata yang tanpa sadar aku keluarkan, jantungku semakin berdegup kencang bahkan rasa kecewa ini mengalahkan rasa sakit yang dari tadi aku tahan, aku tak kuat untuk berdiri dan akhirnya aku pingsan.
*********
Kubuka mataku dengan perlahan dan kulihat banyak orang yang sedang memandangiku dengan pandangan yang khawatir dan mata mereka yang mulai sembab akibat menangis.
“ sayaang, kamu gakpapa kan?” ucap mama sambil menitihkan air matanya
          “ Aku gak apa-apa kok ma, kenapa semuanya nangis gini?” ucapku
          “ Raa tadi kamu pingsan tiba-tiba” ucap sesil sambil memegangi tanganku.
          “ udaah aku gak papa kok liat aja sekarang aku udah bangun hehehe..” balasku sambil menyebarkan senyum riangku kepada mereka.
Aku tahu kenapa semua orang tadi sedih bahkan menangis melihat keadaanku. Aku merasa ada sesuatu hal yang disembunyikan oleh mama dan papa. Dan aku tak tahu kenpa di pikiranku terngiang hal-hal negative. Dan ternyata semua dugaanku itu benar.. aku menderita kanker pembuluh darah yang terdapat di jantung dan itu sudah stadium lanjut. Seketika aku tak kuasa menahan air mataku yang jatuh dengan sendirinya. Tangan dan kaki ku lemas seketika. Aku tak tahu cobaan apa yang akan aku hadapi setelahnya. Aku gak mau dengan umur ku yang masih sedini ini aku sudah harus memiliki penyakit ini.  Hari-hari ku telah berubah seketika. Aku menjadi lebih pendiam dari biasanya bahkan aku sudah tidak lagi berharap untuk bisa mendapatkan dia yaa pangeran tampanku itu.
Kelulusannya semakin dekat, seiring kelulusannya aku tak sanggup untuk melihat dirinya lagi. Semakin aku mengingatnya semakin sakit hatiku untuk membiarkannya pergi dan semakin aku tak sanggup untuk meninggalkan dunia ini. Dokter telah memfonis hidupku tinggal 8 tahun lagi. Aku tak sanggup membayangkan diriku pergi seketika tanpa menorehkan cerita-cerita bahagia. Dan kurasa kehidupanku kelabu, mendung dan keceriaanku kini tertutupi oleh penyakitku.
Hari kelulusan kini tepat di depan mata, inilah waktu bagi pangeran tampanku untuk pergi. Pergi ketempat yang sangat jauh.. bahkan aku tak akan bisa untuk melihatnya lagi.. hari-hari ku di SMA semakin memudar, tak lagi kurasakan kenikmatan hidup. Tak lagi kurasakan butiran pelangi menghiasi hatiku. Aku tak lagi aktif dalam organisasi, bahkan semua kegiatanku disekolah sedikit mulai kukurangi, karena dokter menganjurkan agar aku tidak terlalu lelah.
*******
Aku melihat diriku di depan cermin besar yang ada di toilet sekolah, ku ikat rambutku yang sekarang mulai mengalami kerontokan akibat kemoterapi yang aku lakukan.. dan kubelai wajahku dengan lembut. Aku baru sadar ternyata aku memiliki mata yang indah dengan alis mata yang begitu tebal dan dilengkapi dengan lesung pipit yang membuat ku tampak manis. Namun tak tahu kenapa air mataku jatuh seketika aku tak bisa membayangkan kalau hidupku sisa sebentar lagi.
          “ Aiiih, bisa-bisanya kran nya gak nyala, untung aja airnya masih banyak.” Ucap sesil yang berdiri membelakangiku.
          “………………”
          “ loh ra, kenapa kamu nangis?” membalikkan badan.
          “ gak kok sil.. aku gakpapa. Ini nah mata aku kelilipan.” balasku sambil mengedip-ngedipkan mata agar tak terlihat kalau aku sedang menangis.
          “ ra, kita uda temenan 3 tahun ra, aku tau kalau kamu lagi nangis itu kayak mana, dan aku sudah hapal alasan kamu ra.. gak kok mata aku kelilipan” ucap sesil sambil menirukan gaya bicaraku.
          “ udaah ah ayook kita ke kelas, habis ini kita ulangan loh.”
          “ tapiii raa…”
aku langsung memutus omongan sesil dan menarik tanggannya untuk segera meninggalkan toilet.
*******
          Kini aku benar-benar lost contact dari dia “pangeran tampan” aku tidak pernah sms dia lagi. Aku pikir aku lelah kalo selama ini selalu aku yang sms dia duluan. Aku sadar kalau selama ini tindakanku terlalu berlebihan. Tapi setiap kali aku ingat kalau dia sudah punya pacar, aku sakit hati banget. Aku masih gak percaya.. aku rasa usahaku selama ini deketin dia itu sia-sia. Dan kini dia sudah kuliah, dan aku tak tahu sekarang dia ada dimana. Aku pengen menanyakan kabar tentang dia, tapi aku masih punya harga diri. Aku gak mau kalau dia mandang aku sebagai wanita murahan, yang cari perhatian dan centil karena selalu mengirim pesan untuknya. Namun didalam hatiku aku kangen dia, kangen ingin melihat wajah berserinya, kangen mengirim pesan untuknya, semuanya bercampur aduk. Kangen, benci, seneng, kecewa semuanya ada didalam hatiku. Aku sudah mencoba untuk move-on dengan cara menyibukkan diriku sendiri, tapi aku tetap tidak bisa melupakannya.
          3 tahun sudah kulewati dengan perasaan yang random, dan besok adalah waktunya untuk menuntaskan masa 3 tahunku di SMA. Aku baru menyadari bahwa perasaan ini yang dirasakan oleh dia “pangeran tampanku”. Perasaan deg-deg-an yang tak karuan, selalu saja membayangiku bahkan saat aku tidur perasaan itu masih saja membayangiku. Ujian kali ini sangat berbeda dengan ujian SMP.  Saat SMP aku deg-deg-an namun tidak separah ini. Aku benar-benar takut kalau aku tidak bisa masuk ke universitas impianku. Dan aku juga tidak mau menghabiskan sisa umurku dengan menjalani hidupku yang tidak sesuai dengan rencanaku.
          Menunggu pengumaman lebih membuatku makin deg-deg-an aku yakin aku pasti lulus, aku telah belajar mati-matian dan bahkan begadang demi menyelesaikan soal-soal tryout. Alhamdulillah ternyata aku lulus, dan yang makin membuatku senang aku mendapatkan nilai tertinggi untuk pelajaran MIPA.. akhirnya usahaku kali ini tidak sia-sia.
*******
          Aku tertidur ditemani dengan iringan music slow yang terlantun di earphone ku. Aku tak sadar bahwa seorang wanita bertubuh semampai, dengan riasan wajah yang sangat mencolok membangunkan ku.
          “ maaf, kita sudah sampai di bandara incheon, korea.” Kata wanita itu
          “ oooh, maaf saya tertidur.” Ucapku kepada pramugari yang sedari tadi menemani penerbanganku menuju korea selatan.
          Setelah lulus SMA aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di Korea selatan ini. Aku ingin sejenak meninggalkan masa suramku selama ada di Indonesia. Aku memilih tujuan korea karena dari SMA aku sangat ingin bersekolah di korea. Yaa aku ini adalah K-POP. Aku mengoleksi ratusan VCD dan MV dari berbagai boyband ataupun girlband korea. Saat menonton drama korea, aku selalu ingin menginjakkan kaki ku di sungai HAN yang selalu menjadi lokasi pengambilan adegan dalam drama-drama korea. Aku bisa berbahasa korea, namun tidak terlalu fasih, aku belajar dari mendengar lagu-lagunya atau berguru dengan mbah google hehe..
Aku keluar dari pesawat dan segera mengambil bagasi, lalu aku berjalan keluar untuk mencari taksi yang akan menemaniku mencari penginapan yang sudah mama pesan untukku. Tiba-tiba saja hp ku bergetar..
(ringtone CNBLUE-LOVEGIRL)
Dan kulihat ternyata yang menelepon adalah mama
          “ yoboseo?” ucapku dengan mempraktekkan bahasa korea
          “ Raisa, haloo ini raisa kan?” ucap mama dengan nada bingung.
          (tertawa) “ haloo iyaa mama ini raisa, tadi raisa Cuma iseng aja ngomong bahasa korea, haha.” Ucapku sambil tertawa.
“ udah minum obat belum?” ucap mama dengan nada khawatir.
          “ udah maa, tenang aja.. ohiya ada taksi ini aku tutup dulu yaa ma, goodbye mom.” Balasku sambil menarik dua koper bawaanku.
**********
          Didalam taksi aku mengecek hpku dan ternyata banyak sekali ucapan selamat dari teman-temanku. Sesekali aku membuka Twitter ku dan melihat apakah dia “pangeran tampanku” meng-update sesuatu hal yang berkaitan dengan hubungan mereka. Aku sering sekali melihat-lihat twitter, facebook, instagram, path dan akun social lainnya tapi tak pernah kutemukan dia berkomunikasi dengan kak donna. Aku sedikit bertanya-tanya kenapa dia menyembunyikan hubungan mereka namun aku tak ingin mencari tau lebih dalam. Aku takut jika aku terlalu larut dalam perasaanku, aku makin tidak bisa move-on darinya.
Sejujurnya aku sedih meninggalkan mereka semua, aku disini tidak ada siapapun yang ku punya, dan inilah saatnya untuk mencoba hidup mandiri jauh dari sanak saudara. Di lain sisi aku sangat bersyukur aku diterima di UNIVERSITAS INHA yang merupakan salah satu universitas terbaik yang ada di Negara ginseng dan aku sangat bersyukur karena Siwon-SuperJunior kuliah di Universitas ini. Mungkin saja aku bisa melihatnya dan bahkan bisa menjadi temannya HAAA!!! Itulah yang selalu aku nantikan J

******
Hari pertama aku kuliah, lumayan asik. Aku cepat beradaptasi dengan teman-temanku tetapi aku masih belum bisa beradaptasi dengan cuaca di korea yang saat itu sedang musim dingin, ini yang membuatku memakai 3 lapis baju dan jaket tebal untuk menghangatkan tubuhku. Sepulang sekolah aku menyempatkan untuk berkeliling di Negara ginseng ini. Hanya dengan berjalan jalan dan melihat betapa indahnya salju yang sejak tadi berjatuhan. Hari pertamaku di Negara ginseng ini sangaat menakjubkan!
******
Sudah hampir 1 bulan aku berada di Negara ini. Negara yang sangat aku nantikan untuk pergi berkunjung suatu hari nanti dan akhirnya mimpiku terwujud gak hanya berkunjung aku bisa mendiami Negara ini dalam kurun waktu yang aku tak tahu sampai kapan.
Bel berdering menandakan bahwa mata kuliah telah berakhir. Sepulang kuliah kusempatkan mengunjungi perpustakaan untuk mencari bahan referensi untuk tugas yang baru diberikan dosenku pagi ini tadi. Menyusuri jalan di sini membuatku ingat pengambilan gambar ataupun video dalam drama-drama korea yang pernah kutonton hehe.. tiba-tiba saat aku ingin menyebrang dari kejauhan disebrang jalan aku melihat sosok yang tidak asing dimataku berjalan menuju bangunan megah yang letaknya tidak jauh dari perpustakaan yang ingin kutuju. Saat lampu merah menyala kupercepat langkah kaki ku untuk memastikan dari deket apakah sosok yang kulihat itu benar-benar dia. Saat aku menyadari bahwa sosok yang kulihat itu adalah dia “pangeran tampanku” kakiku menjadi lemas, pikiranku kemana-mana dan tanpa aku sadari air mataku menetes tepat di pipiku. Saat itu aku berpikir kenapa dia muncul disaat aku bener-bener ingin melupakannya? Dan kenpa dia muncul saat kondisiku bertambah parah seperti ini?? Kenangan tentang dia, muncul dikepalaku, seakan aku kembali ke saat-saat dulu.. saat dimana aku merasa percaya diri mendapatkan dia, disaat kita mulai saling mengenal dan disaat aku rapuh karenanya.
*****
Aku berjalan tepat dibelakangnya, dan aku tak tahu kenapa hatiku saat ini berdegup kencang. Yaa sama seperti yang aku rasakan dulu saat bertemu dengan dia. Lalu aku mencoba memberanikan diri untuk menyentuh pundaknya dan menyapanya. Kurasakan getaran hebat di tanganku dilain sisi aku merasa ini adalah saat yang tepat untuk menyapanya untuk yang terakhir kalinya. Belum saja aku menyentuh pundaknya, dia membalikkan badannya dan terkejut bahwa ada aku.

“ hmm Ha-ha-i-i..” aku merasa malu karena suaraku barusan yang sangat gemetaran.
“ Ohh.. haai, hmm sepertinya aku pernah liat kamu” balasnya. Aku tahu ini pasti akan terjadi. Aku yakin kak evan pasti lupa dengan aku.
“ oh iyaa aku ingat, kamu Raisa kan?” aku merasa sangat senang karena dia masih mengenali aku. Dan aku merasakan bahagia yang amat luarbiasa karena aku bisa melihat sosok dia yang selama ini aku harapkan.
“ iyaa hehe, kalo boleh tau kakak disini ngapain kak?” aku coba untuk menenangkan pikiran dan hatiku supaya aku tidak kelihatan gemetaran dihadapan kak Gilang.
“ Aku kuliah disini. Kamu?” balasnya
“ Oh, kakak kuliah disini? Kebetulan aku juga kak.” Aku sangat bahagia mendengar bahwa kak Gilang dan aku kuliah di Negara yang sama.

kami pun melanjutkan obrolan kami disalah satu café. Dan aku mulai menyukai percakapan yang kita lakukan. Aku sudah bisa mengontrol diriku dan mulai menanyakan apa saja yang ingin aku tanyakan dulu kepada dia.
“ hmm, kak boleh nanya gak?” pelan-pelan aku mencoba masuk ke topic yang ingin aku tanyakan dulu. Dan hari ini aku sangat lega aku bisa menanyakan langsung kepada kak Gilang.

“iya nanya apa?” balasnya dengan santai sambil menyeruput teh panas didepannya
“ kakak masih punya hubungan sama kak Donna?” tanyaku dengan sedikit hati-hati.
“ Donna?” aku bisa melihat raut mukanya yang mendadak berubah dari sebelumnya. Dan kini aku bisa melihat jelas bahwa dia sedang syok.
“ iya kak.. kak Donna? Aku salah ngomong yaa?” 
“enggak kok. (tertawa) aku sama donna sama sekali gak ada hubungan apapun.” Saat itu makin bingung dengan apa yang aku dengar barusan.
“maksud kakak?” aku ingin memperjelas pendengaranku lagi.
“ aku sama donna gak ada apa-apa.. jangan-jangan kamu pikir aku pacaran yaa sama dia?”
“ loh bukannya semenjak SMA dulu kakak sama kak donna..” tibatiba saja dia memutus pembicaraanku.
“ oalah enggak kok.. aku sama donna gak ada apa-apa. Jadi gini donna memang sempet pacaran tapi bukan sama aku. Melainkan sama kembaranku.”
sontak aku kaget bahkan tak percaya mendengar semua ini dilain sisi aku malu kepada diriku sendiri karena dulu sempat menjelek-jelekkan kak Gilang akibat sakit hati yang aku rasakan.
“ aku gak ngerti apa yang kakak omongin.” Balasku dengan penuh keingintahuan
“ aku itu punya kembaran, namanya Galang nah kita beda sekolah. Aku sama donna sering berdua bareng disekolah gara-gara dia itu nanya mulu ke aku tentang Galang. Makanya kita sering keliatan bedua di sekolah. Tapi itu Cuma di sekolah aja.”
“ jadi ternyata aku Cuma salah paham dong?” lalu dengan segera kututup mulutku dan aku bingung kenapa katakata ini bisa tepat terlontar disaat yang seperti ini.
“apa yang kamu bilang barusan?” balasnya
“enggak kok kak, gak ada apa-apa hehe.” Lalu tiba-tiba kurasakan sakit yang amat dalam di dadaku. Aku membuka tasku dan meraba-raba untuk mencari obat tapi aku tak menemukannya aku mencoba menahan rasa sakitnya dan kucari disetiap kantong didalamnya namun tak kutemukan.
“ Ra? Kamu nyari apa? Kamu gak apa-apa kan?” aku takbisa melihat se-khawatir apa wajahnya saat itu yang kurasakan saat ini adalah sakit yang berbeda dari biasanya. Mataku perlahan kabur dan aku tak sadarkan diri

*****
Kubuka mataku perlahan dan kudapati bahwa kini aku terbaring lemah dengan jarum suntik dimana-mana dan alat bantu pernafasan yang telah terpasang. Aku tidak bisa mengingat kejadian terakhir kali kenapa aku bisa seperti ini. Ingatanku tiba-tiba kabur untuk sesaat. Lalu kulihat mama dan papa menyambutku dengan isak tangis mereka. Aku takut bahwa ini hari terakhirku menjalani hari-hari di negara ginseng ini dan kenapa disaat aku sudah sekarat seperti ini dia “pangeran tampanku” datang memasuki kehidupanku yang kini telah suram? Dan kenapa tuhan menemukan kita disaat aku ingin benar-benar melupakannya?
“ Ma.. Pa..” dengan suara rintih
          “ akhirnya kamu sadar nak.  Uda 10 jam kamu gak sadarkan diri. Untungnya sebelumnya, mama dan papa ingin mengunjungi kamu, awalnya mama ingin membuat kejutan untukmu makanya mama dan papa tidak memeberitahu kamu sayang..” kudengar mama mengucapkan itu dengan sedikit menahan air matanya agar tidak terjatuh lagi.
          “Dan saat sampai di bandara Incheon tiba-tiba ada telepon dari seorang lelaki yang papa tak tahu itu siapa, tapi papa yakin dia itu orang Indonesia karena dia menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara dengan papa. Dia bilang kalau kamu tak sadarkan diri dan segera di larikan ke rumah sakit terdekat.” Ucap papa dengan nada yang tak kalah khawatirnya dengan mama.
          “ ooh, itu pasti kak Gilang Ma, Pa..” balasku sambil menahan rasa sakit yang kini menggerogoti pikiran dan badanku.
          “ tapi saat kami sampai, dia pamitan pulang. Dia mengatakan ada suatu hal penting yang harus ia tangani dengan segera.” Ucap papa
          “ oh iya sayang, mama baru ingat ini ada titipan.” Mama menyerahkan selembar surat dengan amplop merah jambu bergambar bunga matahari.
          “ ini apa ma?”
          “ oh ini, maaf yaa sayang mama telat ngasihnya ke kamu. Saat kamu sudah berangkat,  ada cowo yang datang kerumah memberikan ini kepada mama. Tapi dia telat karena kamu sudah berangkat dari tadi. sewaktu kamu sudah sampai di korea, mama sempat nelfon kamu untuk memeberitahukan titipan ini tapi kamu nutup telefon mama gara-gara ada taksi.” Aku pun mengambil surat itu dan membukanya.
******
Kubuka dengan penuh penasaran dan sedikit berharap kalau orang yang mengirimkan itu adalah pengagum rahasiaku. Kulihat tulisan tangannya yang sedikit berhamburan tetapi masih tampak jelas untuk kubaca.

Dear Raisa

            Aku tak tahu harus memulainya dari mana.. semuanya hanya mengalir seiring dengan tingkat kedewasaanku. Dahulu aku tidak yakin perasaan apa yang aku miliki.. aku hanya berfikiran bahwa aku hanya “senang” karena ada seseorang yang mengagumiku, namun aku tak tahu pasti apakah orang itu benar-benar mengagumiku atau hanya “senang” kepadaku. Awalnya aku biasa aja. Namun lama kelamaan perasaan ini timbul begitu saja. Aku baru sadar saat aku pergi dan tak kujumpai lagi bayangannya. Ternyata Diam-diam aku memperhatikannya.. saat dia mendapatkan penghargaan karena prestasi yang dia raih aku menyempatkan untuk mengambil fotonya.. aku baru sadar semenjak kejadian itu, pelan-pelan aku menyukainya.. aku merasa sangat bersalah, aku tidak se-gentle yang dia bayangkan. Aku tidak bisa merangkai kata-kata romantis ataupun mengatakan perasaan ini langsung kepadanya. Aku takut kalau aku tidak pantas untuk seseorang seperti nya.. seseorang yang menjadi kebanggaan banyak orang, seseorang yang sangat menakjubkan dimataku. Aku benar-benar ingin mengucapkan terima kasih kepadanya.. karena dia, aku bisa mengerti apa arti cinta sebenarnya dan karena dia pula aku benar-benar tahu makna perjuangan seperti apa.
Seseorang itu adalah kamu Raisa.. I LOVE YOU :’)

From
            Gilang

Aku tak percaya.. sangat tak percaya ku ulangi kata-kata terkahir “ I LOVE YOU. From : Evan.” Seketika air mata ku menetes. Kurasakan sesak sekaligus bercampur dengan kebahagiaan yang sedang menyelimuti hatiku saat ini. Aku tak menyangka ternyata selama ini dia memiliki perasaan yang sama sepertiku. Aku menyebutnya sebagai sebuah takdir. Takdir Illahi yang kini telah mempertemukan hatiku dan hatinya.. walau aku sadari bahwa ini bukan saat yang tepat untuk menerima perasannya. Aku tak ingin dia sedih melihat keadaan ku. Aku tak ingin membuat dia menyesal karena mencintaiku dengan tulus. Aku tidak ingin menghapuskan  perasaan kagumnya kepadaku. Mungkin aku egois namun aku tak bisa menepis bahwa saat ini aku benar-benar bahagia. Aku ingin sembuh! Tapi ini sudah terlambat.. aku tak akan bisa sembuh dan menjadi wanita normal seutuhnya.  Saat selesai membacanya aku merasakan sesak dan seketika aku tak bisa melontarkan kata-kata yang bisa mewakili rasa sakitku saat itu.  Tiba-tiba ku lihat dari kejauhan kak gilang berlari dengan tergopoh-gopoh mendatangiku dengan meneriakkan namaku dan kulihat deraian air mata yang membasahi kedua pipinya.. saat itu aku hanya tersenyum dan melingkarkan jari jemariku yang mengisyaratkan “oke” dan itu adalah ekspresi terakhirku sebelum meninggalkan dunia ini.
EPILOG
Aku bersyukur telah mengetahui perasaan yang selama ini aku tunggu-tunggu dari mu. Kini aku tahu bahwa cinta sejati bukan hanya “status”. Aku tidak pernah menyangka bahwa dia “pangeran tampanku” bisa memiliki perasaan yang sama terhadapku. Walaupun kita tidak selalu berdua, bak bulan dan bintang yang selalu mengisi langit-langit malam . Hubungan pertemanan kami dulu sering terganggu oleh hal-hal yang tidak pernah kita bayangkan. Bahkan, sering kali kita tidak bertegur sapa lantaran perasaanku yang tidak menentu kepadanya. Terkadang marah, capek, eneg karena menunggu terlalu lama. Namun semua rasa itu terbalaskan oleh perasaannya. Perasaannya yang telah mewarnai kehidupanku di alam yang berbeda. Aku berdoa kepada tuhan semoga di dunia, dia dipertemukan oleh seseorang yang lebih pantas dan lebih menyayangi dia apa adanya. Aku relakan perasaanku untuk seorang wanita disana yang bisa mendapatkan hatinya. Hati yang dimiliki oleh sosok yang sangat ku dambakan “pangeran tampan”ku.
“ So, I lay my head back down.. 

and I lift my hands and pray..
to be only yours I pray..
to be only yours I know now you’re my only hope..”

Walaupun bulan tak selamanya ditemani bintang dikala langit sedang dalam kesedihannya. Tapi itu tak berlaku bagiku.. aku akan tetap selalu ada dihatimu, dan diingatanmu..


THE END

0 komentar:

Posting Komentar