Nyoba Nulis Cerpen Nih ( First Cerpen)
I just wanna try to make some short story about all of my friend's experience here. sebagai tempat curhat bagi beberapa "closed friends" gitu, jadi guwa ngambil salah satu cerita dari bestie guwa yang guwa samarin namanya... hehhe... FIRST TIME bgt loh buat nih cerpen.. semoga bermanfaat buat anon-anon reader yak.. don't forgot to leave comment or LIKE for my story.. thanks before :)
kalo kalian mau liat hasilnya,, klik "read more" aja yah :)
PERTEMUAN SINGKAT
Kisah
yang selalu membekas bak luka yang tak akan pernah pudar. Aku menanggapinya
sebagai sebuah takdir. Takdir illahi yang telah mempertemukanku dengan dia,
sosok yang selalu aku banggakan, sosok yang menjadi panutan dalam menjalani hari-hariku.
dia bak penerang dalam hidupku, dia selalu men-support aku dan berkat dia aku
menjadi seperti ini.
Aku
seorang siswi SMA gatra bahana. Gatra bahana merupakan SMA idaman. Tak ada
kalangan manapun yang tidak mengenal sekolahku, yang berada tepat di jantung
kota bogor ini. Aku bangga menjadi salah satu bagiannya. dan aku berharap aku
bisa menorehkan prestasi yang membanggakan kelak.
Alarm
dari jam tanganku berbunyi beberapa kali. Sontak memecah keheningan di kelas yang saat itu
sedang pelajaran biologi.
“ Aaaah, kok kamu bunyinya pas situasi begini sih?” ucapku dengan tampang cengar-cengir
“ ra, ribut banget sih kamu.” Balas temanku yang duduknya berada di belakangku
“ hehe maaf, tau nih gak bisa kompromi banget, coba liat kondisi dulu kalo mau bunyi” balasku dengar nada bercanda.
“ Aaaah, kok kamu bunyinya pas situasi begini sih?” ucapku dengan tampang cengar-cengir
“ ra, ribut banget sih kamu.” Balas temanku yang duduknya berada di belakangku
“ hehe maaf, tau nih gak bisa kompromi banget, coba liat kondisi dulu kalo mau bunyi” balasku dengar nada bercanda.
Aku
memang selalu memasang waktu karena setiap alarm ku ini berbunyi aku diharuskan
minum obat dengan rutin. Kebiasaanku ini sudah terjadi sekitar 4 tahun yang
lalu, saat itu aku mengalami kecelakaan yang membuat kondisi jantungku sedikit
mengalami gangguan. Dokter mengatakan bahwa aku bisa rawat jalan, tapi
resikonya aku harus selalu minum obat, dan kini obat selalu aku bawa
kemana-mana, bahkan jika aku lupa membawa obat, aku rela pulang untuk mengambil
“benda berharga” ku itu.
Aku
sekarang duduk di kelas 2 SMA. memang terlalu awam bagiku untuk selalu
bergantung dengan obat-obatan. Walaupun begitu aku tidak ingin orang-orang tahu
bahwa aku menderita penyakit ini, aku selalu saja menutupinya bahwa system
alarm itu gak bisa berhenti karena sudah ter-setting sejak pertama aku beli.
Dalam pelajaran olahraga sekalipun aku tidak pernah takut apalagi menunjukkan
kecemasanku, aku selalu mengumbar senyuman dan sebenarnya perasaan was-was
selalu membayangiku.
Selama di sekolah banyak teman-temanku
yang mengatakan bahwa aku salah satu murid paling rajin dan pandai hehe, namun
aku hanya menanggapinya dengan senyuman saja atau sekedar mengelak tapi dalam
hati sih seneng banget hehehe.. guru-guru ku pun menganggap hal yang serupa, aku
menjadi anak yang lumayan eksis dikalangan para guru tetapi tidak di kalangan
para siswa-siswi sekolahku. Walaupun aku sering dijuluki kutu buku oleh
sebagian temanku, aku memiliki seseorang yang selalu aku jadikan panutan dalam
hari-hariku di SMA.
(kriiing….) bunyi bel istirahat
berdering sebanyak 3 kali. Aku memutuskan untuk makan dikelas saja karena
setiap harinya aku membawa bekal. Namun temanku memaksaku untuk menemaninya
pergi ke kantin yasudahlah aku menemaninya sekaligus ingin melihat suasana
kantin yang selama ini jarang sekali aku rasakan.
“kamu
mau beli apa ra?” ucap temanku sambil memilah milah snack yang ada didepannya.
“ gausah deh sa, makasih.” Balaku dengan tampang innocent
“ aku beliin deh ra.”
“ serius kamu sa? Hehhe iyadeh boleh.”
“ gausah deh sa, makasih.” Balaku dengan tampang innocent
“ aku beliin deh ra.”
“ serius kamu sa? Hehhe iyadeh boleh.”
“
yeee dasar kamu itu, ditraktir baru cepet.” Balas nesa dengan cekikikan
Siang ini suasana sangat terik, matahari
sudah berhasil mengeluarkan segala yang dia punya. Padahal waktu belum
menunjukkan tengah hari namun suasana kali ini berbeda dari biasanya. suasana
kantin dalam keadaan ramai, sehingga banyak sekali siswa yang membeli minuman
atau hanya sekedar ngumpul bareng teman. Aku dan nesa harus bersabar menunggu
antrian. Saat aku berbalik badan aku terkejut, jantungku berdegup kencang,
tanganku mulai berkeringat dan mataku tak berkedip sedikitpun walaupun saat itu
kantin sedang ramai aku masih bisa melihat dia dari kejauhan.
“
ris, ambil sudah yang mana, jangan bengong doong.” Ucap nesa
“………”
nesa membalikkan badannya dan mendapati aku yang sedang melamun melihat seseorang dari kejauhan.
“………”
nesa membalikkan badannya dan mendapati aku yang sedang melamun melihat seseorang dari kejauhan.
“
kamu liatin siapa sih ris?” ucap nesa sambil menggerakkan tangannya di depan
mukaku
“ eeeiits minggir tangan mu ntar dia ilang lagi.” Balasku
“ astaagaa dia toh, si “pangeran tampanmu” biasa aja kali ris ngeliatnya.”
“ sumpaah sa, aku seneng bangeeet mimpi apa yaa aku semalam?”
“gakusah lebay deh ris, udaaah ah cepet kamu mau apa?
“ eeeiits minggir tangan mu ntar dia ilang lagi.” Balasku
“ astaagaa dia toh, si “pangeran tampanmu” biasa aja kali ris ngeliatnya.”
“ sumpaah sa, aku seneng bangeeet mimpi apa yaa aku semalam?”
“gakusah lebay deh ris, udaaah ah cepet kamu mau apa?
(kemudian bel pertanda masuk berdering)
“yaelah
tuhkan udah masukan. Aduhh ini istirahat masa cuman 15 menit?” balas nesa
dengan mengomel
“ gajadi deh aku udah kenyang .” Aku masih tetap memandangi dia.
“ oooh dasar serius kenyang? Kenyang gara-gara ngeliat dia?”
“ iyaa eh sa hehehe, eh eh dia mau kemana tuh?”
“ dia pergi kekelas lah, ini loh sudah bel.” Nesa masih saja dengan nada mengomelnya
“ HAH?! Serius? Ayoooo buruan ke kelas, pelajaran pak Ige lagi.” Pak Ige merupakan guru ter-killer di SMA ku hehe
“ yeee, dianya baru sadar.” Timpal nesa
“ gajadi deh aku udah kenyang .” Aku masih tetap memandangi dia.
“ oooh dasar serius kenyang? Kenyang gara-gara ngeliat dia?”
“ iyaa eh sa hehehe, eh eh dia mau kemana tuh?”
“ dia pergi kekelas lah, ini loh sudah bel.” Nesa masih saja dengan nada mengomelnya
“ HAH?! Serius? Ayoooo buruan ke kelas, pelajaran pak Ige lagi.” Pak Ige merupakan guru ter-killer di SMA ku hehe
“ yeee, dianya baru sadar.” Timpal nesa
Aku dan nesa bergegas pergi kekelas
karena bel telah berbunyi sejak tadi. Dan untunglah saat kami memasuki kelas,
kondisi kelas dalam keadaan ramai dan memang belum ada guru yang datang. Aku mencoba menenangkan diriku yang masih saja
terngiang oleh dia “pangeran tampan” begitu aku menyebutnya ,sosok yang selama
ini aku kagumi bahkan terbesit di pikiran bahwa aku harus mendapatkan dia.
Namun dengan segala kemampuan ku aku mencoba mendekati dia, namun aku sadar aku
ini wanita jadi aku harus tetap mempertahankan identitasku sebagai wanita, yang
sudah dikodratkan untuk menunggu hehe.. aku sedang melamun apakah tindakanku
ini pantas? Haruskah aku yang mendekati dia atau bagaimana? Aku tidak tahu
pasti.
***
Dia adalah Gilang Aditya Pratama, dia kakak
kelasku satu tahun lebih tua dariku.
Selama di SMA hari-hari ku makin berkesan karena ada dia. Aku tak tahu kenapa,
hatiku selalu saja berdecak kagum apabila bertemu dia, terkadang rasa
“deg-deg-an” itu selalu aku rasakan apabila bertemu dengan dia. Kalau dilihat
dari fisik dia tidak terlalu tampan apabila dibandingkan dengan yang lainnya.
Tinggi yang hampir sama denganku dengan Rambut yang sedikit ikal, hidung
mancungnya yang memikat beberapa insan, terlebih lagi otaknya yang sangaat
cemerlang. Dialah sosok yang berhasil memikatku, benar-benar berhasil memikatku.
Semakin lama perasaan ini menjadi aneh . Perasaan yang berbeda. tidak pernah
seheboh ini aku rasakan kepada mantanku dahulu. Aku merasa aku seperti
terhipnotis olehnya, walau kata-kata ku ini sedikit lebay “over reaction” namun
aku gak bisa memungkiri kalau memang ini yang aku rasakan.
“ra,
kok murung? Ada apa? Cerita dong..”kata sesil, sobatku
“ hmm.. aku bingung sil.. cara apa yang bisa buat aku deket sama dia.” Timpalku
“ hmmm, kamu coba sms dia aja, pura-pura nanya apa gitu ke dia.”
“ yaelaah sil, aku belum siap ngungkap identitasku ke dia.”
“ kan nyoba ajee ra, siapa tahu kan.”
“ tapi..”
“ hmm.. aku bingung sil.. cara apa yang bisa buat aku deket sama dia.” Timpalku
“ hmmm, kamu coba sms dia aja, pura-pura nanya apa gitu ke dia.”
“ yaelaah sil, aku belum siap ngungkap identitasku ke dia.”
“ kan nyoba ajee ra, siapa tahu kan.”
“ tapi..”
Lalu sesil mengambil hp yang sejak dari
tadi aku letakkan di atas meja dan mengirimnya ke nomor dia.
“
terkiriiiimmm raaa :D” kata sesil dengan nada begitu bahagia
“ HAH?! Astaaagaa malu kan aku.” Balasku dengan cengar-cengir dan pipi yang mulai memerah
“ seneng jugaaa, dasar. Tenang aja dibales pasti ra.”
“ gak mungkin lah sil.”
“ eeits, jangan bilang begitu, omongan itu doa loh ra.”
“ eeeh gajadi deh, kutarik lagi omonganku hahahha.”
“ jodoh gak kemana kok raa.” Sambil memukul bahuku.
“ HAH?! Astaaagaa malu kan aku.” Balasku dengan cengar-cengir dan pipi yang mulai memerah
“ seneng jugaaa, dasar. Tenang aja dibales pasti ra.”
“ gak mungkin lah sil.”
“ eeits, jangan bilang begitu, omongan itu doa loh ra.”
“ eeeh gajadi deh, kutarik lagi omonganku hahahha.”
“ jodoh gak kemana kok raa.” Sambil memukul bahuku.
Bel pertanda pulang berdering, aku
sedang menunggu jemputan yang tak kunjung datang, sampai waktu di jam tanganku
menunjukkan pukul 16:30, sesekali kucoba untuk melihat apakah ada sms masuk
tetapi tidak ada. Lalu saat hpku bergetar
ku coba untuk melihat dan ternyata itu memang sms dari dia. Betapa
senangnya hati ini melihat kalau sms itu berasal dari dia. Tanpa sadar aku
tertawa dan terkejut melihat apa yang ada di depan mataku. Sejenak aku melupakan
segala hal, akibat kelelahan karena menunggu pun sirna, bahkan langit sore
menjadi saksi kebahagianku saat itu.
***
Hari-hari yang kulewati selalu saja bernafaskan
tentang dia. Bahkan tidak bertemu sehari pun, terasa kosong bagiku. Semakin
hari juga aku mencoba mendekatkan diriku kepada dia, dan hasilnya tidak seperti
yang aku duga. Aku berhasil dekat dengan dia. Walaupun hanya sekedar berbincang
lewat sms tanpa berbincang secara langsung, aku cukup senang dengan keadaanku
sekarang ini. Aku selalu terbuai bahkan tersenyum saat dia melontarkan perkataannya
lewat sms, bahkan saat mengirim sms ke dia saja aku harus mempersiapkan
kata-kata yang pantas aku ucapkan ke dia. Seiring aku dekat dengan dia seiring
juga rasa lelahku untuk menunggu pun datang. Aku berharap rasa lelahku ini
tidak datang menghampiriku. Rasa lelah ini didukung pula dengan semakin
dekatnya ujian akhir nasional tiba, dan ini sangat membunuh batinku. Semakin
mendekati ujian nasional semakin perasaan ku tak karuan, aku bingung aku tak
tahu harus melakukan apa, karena setelah ini dia tidak melanjutkan sekolah
disini.
“
heeei raa ngapain bengong sendirian.. di lantai lagi, kotor tau..mending
dibangku itu aja.” Ucap sesil sambil menunjuk bangku dibawah pohon rindang yang
berhadapan tepat dengan kelasku.
“ udah pewe sil.” Ucapku. lalu tiba-tiba saja sesil menarikku dan mengajakku duduk di bawah teduhnya pohon saat suasana hari itu sangaat terik.
“ kamu cerita aja ra, mumpung lagi gaada guru nih.. ada apa lagi?”
“ udah pewe sil.” Ucapku. lalu tiba-tiba saja sesil menarikku dan mengajakku duduk di bawah teduhnya pohon saat suasana hari itu sangaat terik.
“ kamu cerita aja ra, mumpung lagi gaada guru nih.. ada apa lagi?”
“sil,
kenapa yaa akhir-akhir ini jarang banget ketemu dia.” Ucapku tanpa sadar
“ besok kan UN ra, palingan dia di kelas doang buat belajar. Taulah dia itu pinter, kutu buku pula.” Ucap sesil sambil membenahi roknya yang sejak tadi tertiup oleh angin.
“iyasih, tapi aku galau sil, semakin deket ujian aku malah semakin jauh aja sama dia.”
“ kamu jarang sms-an lagi sama dia?” ucap sesil dengan memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulutku, bahkan saking dekatnya dia dengan ku aku bisa melihat lensa matanya yang berwarna kecoklatan.
“ besok kan UN ra, palingan dia di kelas doang buat belajar. Taulah dia itu pinter, kutu buku pula.” Ucap sesil sambil membenahi roknya yang sejak tadi tertiup oleh angin.
“iyasih, tapi aku galau sil, semakin deket ujian aku malah semakin jauh aja sama dia.”
“ kamu jarang sms-an lagi sama dia?” ucap sesil dengan memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulutku, bahkan saking dekatnya dia dengan ku aku bisa melihat lensa matanya yang berwarna kecoklatan.
“
sil, aku baru nyadar kalau kamu itu cantik.” ucapku sambil tersenyum menahan
tawa.
“
yeeee kamu, aku ini serius btw makasih yaa raa.” Tak kuasa melihatku tertawa sesil
pun ikut tertawa
“eeeh,
okee aku serius nih. Aku jarang lagi sil sms-an, lagian aku bingung mau nanya
topik apalagi.”
“
iyajuga sih, pasti kamu juga canggung kan kalau sms dia mulu, ntar dikiranya
kamu ganggu dia ra.”
“
naah itusudaah sil, makanya aku tau diri. Ntaran aja deh kalau dia uda selesai
ujian baru deh aku sms dia lagi.”
“
ohiya ra, bentar lagi dia kuliah juga,
mungkin aja dia gak kuliah disini.”
“
itusudah sil..”
Aku
pun larut dalam perbincangan kala itu, karena masih dalam konteks di sekolah,
kami pun memutuskan untuk segera kembali ke kelas. Tetapi tujuan utamaku adalah
obat. Yaa inilah saatnya aku minum obat. Suasana kelas saat itu memang dalam
kondisi yang tenang, aku gak tahu kenapa peristiwa ini bisa terjadi, kelasku
sudah terbiasa dengan suasana rebut, namun kenapa kali ini suasananya menjadi
tenang. Saat aku dan sesil masuk kedalam kelas kejadian yang sangat menguras
jiwaku terjadi..
“
sil, kenapa nih anak-anak tumbenan tenang banget? Kesambet apa coba?” ucapku
dengan cengar-cengir melihat respon mereka terhadapku.
“
raa, kita tahu kok ra kalau kamu suka sama seseorang, kakak kelas 3 kan?”
celetuk salah seorang temanku.
“
iyaa kan kalian sudah pada banyak yang tahu, ini nih gara-gara si sesil
keceplosan.” Ucapku sambil tertawa
“
tapi kalau ada yang suka sama “pangeran tampanmu” itu gimana?” ucap nesa dengan
nada yang penuh akan kehati-hatian.
“apaan
sih maksud kalian? Aku gak ngerti.” Balasku sambil memegang dadaku, yang sejak
tadi terasa sakit, namun aku berhasil menyembunyikannya dari sesil.
“
raa, sebenernya tadi aku mau bilang ke kamu sesuatu, eh tapi kamunya yang
ngajak duluan ke kelas.” Ucap sesil dengan mnaruh tangan lembutnya di bahuku.
“
kenapa sil?” tak bisa kupungkiri rasa sakitku yang terasa semakin menjalar, aku
berharap tak ada satu orang pun yang melihat mimik mukaku berubah dalam
sekejap.
“
kamu tau kak donna kan? Kakak kelas yang paling eksis dan selalu jadi rebutan
cowok-cowok. Aku baru tau kalau ternyata
kak donna pacaran sama dia raa.” Ucap sesil dengan nada sedikit tersendat.
“…….”
Sontak
aku terkejut, bahkan badanku sempat terhuyung kebelakang, dan kudapati bahwa
pipiku telah basah oleh air mata yang tanpa sadar aku keluarkan, jantungku semakin
berdegup kencang bahkan rasa kecewa ini mengalahkan rasa sakit yang dari tadi
aku tahan, aku tak kuat untuk berdiri dan akhirnya aku pingsan.
*********
Kubuka
mataku dengan perlahan dan kulihat banyak orang yang sedang memandangiku dengan
pandangan yang khawatir dan mata mereka yang mulai sembab akibat menangis.
“
sayaang, kamu gakpapa kan?” ucap mama sambil menitihkan air matanya
“ Aku gak apa-apa kok ma, kenapa semuanya nangis gini?” ucapku
“ Raa tadi kamu pingsan tiba-tiba” ucap sesil sambil memegangi tanganku.
“ udaah aku gak papa kok liat aja sekarang aku udah bangun hehehe..” balasku sambil menyebarkan senyum riangku kepada mereka.
“ Aku gak apa-apa kok ma, kenapa semuanya nangis gini?” ucapku
“ Raa tadi kamu pingsan tiba-tiba” ucap sesil sambil memegangi tanganku.
“ udaah aku gak papa kok liat aja sekarang aku udah bangun hehehe..” balasku sambil menyebarkan senyum riangku kepada mereka.
Aku
tahu kenapa semua orang tadi sedih bahkan menangis melihat keadaanku. Aku
merasa ada sesuatu hal yang disembunyikan oleh mama dan papa. Dan aku tak tahu
kenpa di pikiranku terngiang hal-hal negative. Dan ternyata semua dugaanku itu
benar.. aku menderita kanker pembuluh darah yang terdapat di jantung dan itu
sudah stadium lanjut. Seketika aku tak kuasa menahan air mataku yang jatuh
dengan sendirinya. Tangan dan kaki ku lemas seketika. Aku tak tahu cobaan apa
yang akan aku hadapi setelahnya. Aku gak mau dengan umur ku yang masih sedini
ini aku sudah harus memiliki penyakit ini.
Hari-hari ku telah berubah seketika. Aku menjadi lebih pendiam dari
biasanya bahkan aku sudah tidak lagi berharap untuk bisa mendapatkan dia yaa
pangeran tampanku itu.
Kelulusannya
semakin dekat, seiring kelulusannya aku tak sanggup untuk melihat dirinya lagi.
Semakin aku mengingatnya semakin sakit hatiku untuk membiarkannya pergi dan
semakin aku tak sanggup untuk meninggalkan dunia ini. Dokter telah memfonis
hidupku tinggal 8 tahun lagi. Aku tak sanggup membayangkan diriku pergi
seketika tanpa menorehkan cerita-cerita bahagia. Dan kurasa kehidupanku kelabu,
mendung dan keceriaanku kini tertutupi oleh penyakitku.
Hari
kelulusan kini tepat di depan mata, inilah waktu bagi pangeran tampanku untuk
pergi. Pergi ketempat yang sangat jauh.. bahkan aku tak akan bisa untuk
melihatnya lagi.. hari-hari ku di SMA semakin memudar, tak lagi kurasakan
kenikmatan hidup. Tak lagi kurasakan butiran pelangi menghiasi hatiku. Aku tak
lagi aktif dalam organisasi, bahkan semua kegiatanku disekolah sedikit mulai
kukurangi, karena dokter menganjurkan agar aku tidak terlalu lelah.
*******
Aku melihat diriku di depan cermin besar
yang ada di toilet sekolah, ku ikat rambutku yang sekarang mulai mengalami
kerontokan akibat kemoterapi yang aku lakukan.. dan kubelai wajahku dengan
lembut. Aku baru sadar ternyata aku memiliki mata yang indah dengan alis mata
yang begitu tebal dan dilengkapi dengan lesung pipit yang membuat ku tampak
manis. Namun tak tahu kenapa air mataku jatuh seketika aku tak bisa
membayangkan kalau hidupku sisa sebentar lagi.
“
Aiiih, bisa-bisanya kran nya gak nyala, untung aja airnya masih banyak.” Ucap
sesil yang berdiri membelakangiku.
“………………”
“ loh ra, kenapa kamu nangis?” membalikkan badan.
“ gak kok sil.. aku gakpapa. Ini nah mata aku kelilipan.” balasku sambil mengedip-ngedipkan mata agar tak terlihat kalau aku sedang menangis.
“ ra, kita uda temenan 3 tahun ra, aku tau kalau kamu lagi nangis itu kayak mana, dan aku sudah hapal alasan kamu ra.. gak kok mata aku kelilipan” ucap sesil sambil menirukan gaya bicaraku.
“ udaah ah ayook kita ke kelas, habis ini kita ulangan loh.”
“ tapiii raa…”
aku langsung memutus omongan sesil dan menarik tanggannya untuk segera meninggalkan toilet.
“ loh ra, kenapa kamu nangis?” membalikkan badan.
“ gak kok sil.. aku gakpapa. Ini nah mata aku kelilipan.” balasku sambil mengedip-ngedipkan mata agar tak terlihat kalau aku sedang menangis.
“ ra, kita uda temenan 3 tahun ra, aku tau kalau kamu lagi nangis itu kayak mana, dan aku sudah hapal alasan kamu ra.. gak kok mata aku kelilipan” ucap sesil sambil menirukan gaya bicaraku.
“ udaah ah ayook kita ke kelas, habis ini kita ulangan loh.”
“ tapiii raa…”
aku langsung memutus omongan sesil dan menarik tanggannya untuk segera meninggalkan toilet.
*******
Kini
aku benar-benar lost contact dari dia “pangeran tampan” aku tidak pernah sms
dia lagi. Aku pikir aku lelah kalo selama ini selalu aku yang sms dia duluan.
Aku sadar kalau selama ini tindakanku terlalu berlebihan. Tapi setiap kali aku
ingat kalau dia sudah punya pacar, aku sakit hati banget. Aku masih gak
percaya.. aku rasa usahaku selama ini deketin dia itu sia-sia. Dan kini dia
sudah kuliah, dan aku tak tahu sekarang dia ada dimana. Aku pengen menanyakan
kabar tentang dia, tapi aku masih punya harga diri. Aku gak mau kalau dia
mandang aku sebagai wanita murahan, yang cari perhatian dan centil karena
selalu mengirim pesan untuknya. Namun didalam hatiku aku kangen dia, kangen
ingin melihat wajah berserinya, kangen mengirim pesan untuknya, semuanya
bercampur aduk. Kangen, benci, seneng, kecewa semuanya ada didalam hatiku. Aku
sudah mencoba untuk move-on dengan cara menyibukkan diriku sendiri, tapi aku
tetap tidak bisa melupakannya.
3
tahun sudah kulewati dengan perasaan yang random, dan besok adalah waktunya
untuk menuntaskan masa 3 tahunku di SMA. Aku baru menyadari bahwa perasaan ini
yang dirasakan oleh dia “pangeran tampanku”. Perasaan deg-deg-an yang tak
karuan, selalu saja membayangiku bahkan saat aku tidur perasaan itu masih saja
membayangiku. Ujian kali ini sangat berbeda dengan ujian SMP. Saat SMP aku deg-deg-an namun tidak separah
ini. Aku benar-benar takut kalau aku tidak bisa masuk ke universitas impianku.
Dan aku juga tidak mau menghabiskan sisa umurku dengan menjalani hidupku yang
tidak sesuai dengan rencanaku.
Menunggu
pengumaman lebih membuatku makin deg-deg-an aku yakin aku pasti lulus, aku
telah belajar mati-matian dan bahkan begadang demi menyelesaikan soal-soal
tryout. Alhamdulillah ternyata aku lulus, dan yang makin membuatku senang aku
mendapatkan nilai tertinggi untuk pelajaran MIPA.. akhirnya usahaku kali ini
tidak sia-sia.
*******
Aku
tertidur ditemani dengan iringan music slow yang terlantun di earphone ku. Aku
tak sadar bahwa seorang wanita bertubuh semampai, dengan riasan wajah yang
sangat mencolok membangunkan ku.
“
maaf, kita sudah sampai di bandara incheon, korea.” Kata wanita itu
“ oooh, maaf saya tertidur.” Ucapku kepada pramugari yang sedari tadi menemani penerbanganku menuju korea selatan.
“ oooh, maaf saya tertidur.” Ucapku kepada pramugari yang sedari tadi menemani penerbanganku menuju korea selatan.
Setelah
lulus SMA aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di Korea selatan ini. Aku
ingin sejenak meninggalkan masa suramku selama ada di Indonesia. Aku memilih
tujuan korea karena dari SMA aku sangat ingin bersekolah di korea. Yaa aku ini
adalah K-POP. Aku mengoleksi ratusan VCD dan MV dari berbagai boyband ataupun
girlband korea. Saat menonton drama korea, aku selalu ingin menginjakkan kaki
ku di sungai HAN yang selalu menjadi lokasi pengambilan adegan dalam
drama-drama korea. Aku bisa berbahasa korea, namun tidak terlalu fasih, aku
belajar dari mendengar lagu-lagunya atau berguru dengan mbah google hehe..
Aku
keluar dari pesawat dan segera mengambil bagasi, lalu aku berjalan keluar untuk
mencari taksi yang akan menemaniku mencari penginapan yang sudah mama pesan
untukku. Tiba-tiba saja hp ku bergetar..
(ringtone CNBLUE-LOVEGIRL)
Dan kulihat ternyata yang menelepon adalah mama
“ yoboseo?” ucapku dengan mempraktekkan bahasa korea
“ Raisa, haloo ini raisa kan?” ucap mama dengan nada bingung.
(tertawa) “ haloo iyaa mama ini raisa, tadi raisa Cuma iseng aja ngomong bahasa korea, haha.” Ucapku sambil tertawa.
(ringtone CNBLUE-LOVEGIRL)
Dan kulihat ternyata yang menelepon adalah mama
“ yoboseo?” ucapku dengan mempraktekkan bahasa korea
“ Raisa, haloo ini raisa kan?” ucap mama dengan nada bingung.
(tertawa) “ haloo iyaa mama ini raisa, tadi raisa Cuma iseng aja ngomong bahasa korea, haha.” Ucapku sambil tertawa.
“
udah minum obat belum?” ucap mama dengan nada khawatir.
“ udah maa, tenang aja.. ohiya ada taksi ini aku tutup dulu yaa ma, goodbye mom.” Balasku sambil menarik dua koper bawaanku.
“ udah maa, tenang aja.. ohiya ada taksi ini aku tutup dulu yaa ma, goodbye mom.” Balasku sambil menarik dua koper bawaanku.
**********
Didalam
taksi aku mengecek hpku dan ternyata banyak sekali ucapan selamat dari teman-temanku.
Sesekali aku membuka Twitter ku dan melihat apakah dia “pangeran tampanku”
meng-update sesuatu hal yang berkaitan dengan hubungan mereka. Aku sering
sekali melihat-lihat twitter, facebook, instagram, path dan akun social lainnya
tapi tak pernah kutemukan dia berkomunikasi dengan kak donna. Aku sedikit
bertanya-tanya kenapa dia menyembunyikan hubungan mereka namun aku tak ingin
mencari tau lebih dalam. Aku takut jika aku terlalu larut dalam perasaanku, aku
makin tidak bisa move-on darinya.
Sejujurnya aku sedih meninggalkan mereka
semua, aku disini tidak ada siapapun yang ku punya, dan inilah saatnya untuk
mencoba hidup mandiri jauh dari sanak saudara. Di lain sisi aku sangat
bersyukur aku diterima di UNIVERSITAS INHA yang merupakan salah satu
universitas terbaik yang ada di Negara ginseng dan aku sangat bersyukur karena
Siwon-SuperJunior kuliah di Universitas ini. Mungkin saja aku bisa melihatnya
dan bahkan bisa menjadi temannya HAAA!!! Itulah yang selalu aku nantikan J
******
Hari pertama aku kuliah, lumayan asik.
Aku cepat beradaptasi dengan teman-temanku tetapi aku masih belum bisa
beradaptasi dengan cuaca di korea yang saat itu sedang musim dingin, ini yang
membuatku memakai 3 lapis baju dan jaket tebal untuk menghangatkan tubuhku.
Sepulang sekolah aku menyempatkan untuk berkeliling di Negara ginseng ini.
Hanya dengan berjalan jalan dan melihat betapa indahnya salju yang sejak tadi
berjatuhan. Hari pertamaku di Negara ginseng ini sangaat menakjubkan!
******
Sudah hampir 1 bulan aku berada di
Negara ini. Negara yang sangat aku nantikan untuk pergi berkunjung suatu hari
nanti dan akhirnya mimpiku terwujud gak hanya berkunjung aku bisa mendiami
Negara ini dalam kurun waktu yang aku tak tahu sampai kapan.
Bel berdering menandakan bahwa mata
kuliah telah berakhir. Sepulang kuliah kusempatkan mengunjungi perpustakaan
untuk mencari bahan referensi untuk tugas yang baru diberikan dosenku pagi ini
tadi. Menyusuri jalan di sini membuatku ingat pengambilan gambar ataupun video
dalam drama-drama korea yang pernah kutonton hehe.. tiba-tiba saat aku ingin
menyebrang dari kejauhan disebrang jalan aku melihat sosok yang tidak asing
dimataku berjalan menuju bangunan megah yang letaknya tidak jauh dari
perpustakaan yang ingin kutuju. Saat lampu merah menyala kupercepat langkah
kaki ku untuk memastikan dari deket apakah sosok yang kulihat itu benar-benar
dia. Saat aku menyadari bahwa sosok yang kulihat itu adalah dia “pangeran
tampanku” kakiku menjadi lemas, pikiranku kemana-mana dan tanpa aku sadari air
mataku menetes tepat di pipiku. Saat itu aku berpikir kenapa dia muncul disaat
aku bener-bener ingin melupakannya? Dan kenpa dia muncul saat kondisiku bertambah
parah seperti ini?? Kenangan tentang dia, muncul dikepalaku, seakan aku kembali
ke saat-saat dulu.. saat dimana aku merasa percaya diri mendapatkan dia, disaat
kita mulai saling mengenal dan disaat aku rapuh karenanya.
*****
Aku
berjalan tepat dibelakangnya, dan aku tak tahu kenapa hatiku saat ini berdegup
kencang. Yaa sama seperti yang aku rasakan dulu saat bertemu dengan dia. Lalu
aku mencoba memberanikan diri untuk menyentuh pundaknya dan menyapanya.
Kurasakan getaran hebat di tanganku dilain sisi aku merasa ini adalah saat yang
tepat untuk menyapanya untuk yang terakhir kalinya. Belum saja aku menyentuh
pundaknya, dia membalikkan badannya dan terkejut bahwa ada aku.
“ hmm Ha-ha-i-i..” aku merasa malu karena suaraku barusan yang sangat
gemetaran.
“ Ohh.. haai, hmm sepertinya aku pernah liat kamu” balasnya. Aku tahu ini pasti
akan terjadi. Aku yakin kak evan pasti lupa dengan aku.
“ oh iyaa aku ingat, kamu Raisa kan?” aku merasa sangat senang karena dia masih
mengenali aku. Dan aku merasakan bahagia yang amat luarbiasa karena aku bisa
melihat sosok dia yang selama ini aku harapkan.
“ iyaa hehe, kalo boleh tau kakak disini ngapain kak?” aku coba untuk menenangkan
pikiran dan hatiku supaya aku tidak kelihatan gemetaran dihadapan kak Gilang.
“ Aku kuliah disini. Kamu?” balasnya
“ Oh, kakak kuliah disini? Kebetulan aku juga kak.” Aku sangat bahagia
mendengar bahwa kak Gilang dan aku kuliah di Negara yang sama.
kami pun melanjutkan obrolan kami
disalah satu café. Dan aku mulai menyukai percakapan yang kita lakukan. Aku
sudah bisa mengontrol diriku dan mulai menanyakan apa saja yang ingin aku
tanyakan dulu kepada dia.
“
hmm, kak boleh nanya gak?” pelan-pelan aku mencoba masuk ke topic yang ingin
aku tanyakan dulu. Dan hari ini aku sangat lega aku bisa menanyakan langsung
kepada kak Gilang.
“iya nanya apa?” balasnya dengan santai sambil menyeruput teh panas didepannya
“ kakak masih punya hubungan sama kak Donna?” tanyaku dengan sedikit hati-hati.
“ Donna?” aku bisa melihat raut mukanya yang mendadak berubah dari sebelumnya.
Dan kini aku bisa melihat jelas bahwa dia sedang syok.
“ iya kak.. kak Donna? Aku salah ngomong yaa?”
“enggak kok. (tertawa) aku sama donna sama sekali gak ada hubungan apapun.”
Saat itu makin bingung dengan apa yang aku dengar barusan.
“maksud kakak?” aku ingin memperjelas pendengaranku lagi.
“ aku sama donna gak ada apa-apa.. jangan-jangan kamu pikir aku pacaran yaa
sama dia?”
“ loh bukannya semenjak SMA dulu kakak sama kak donna..” tibatiba saja dia
memutus pembicaraanku.
“ oalah enggak kok.. aku sama donna gak ada apa-apa. Jadi gini donna memang
sempet pacaran tapi bukan sama aku. Melainkan sama kembaranku.”
sontak aku kaget bahkan tak percaya mendengar semua ini dilain sisi aku malu
kepada diriku sendiri karena dulu sempat menjelek-jelekkan kak Gilang akibat
sakit hati yang aku rasakan.
“ aku gak ngerti apa yang kakak omongin.” Balasku dengan penuh keingintahuan
“ aku itu punya kembaran, namanya Galang nah kita beda sekolah. Aku sama donna
sering berdua bareng disekolah gara-gara dia itu nanya mulu ke aku tentang Galang.
Makanya kita sering keliatan bedua di sekolah. Tapi itu Cuma di sekolah aja.”
“ jadi ternyata aku Cuma salah paham dong?” lalu dengan segera kututup mulutku
dan aku bingung kenapa katakata ini bisa tepat terlontar disaat yang seperti
ini.
“apa yang kamu bilang barusan?” balasnya
“enggak kok kak, gak ada apa-apa hehe.” Lalu tiba-tiba kurasakan sakit yang
amat dalam di dadaku. Aku membuka tasku dan meraba-raba untuk mencari obat tapi
aku tak menemukannya aku mencoba menahan rasa sakitnya dan kucari disetiap
kantong didalamnya namun tak kutemukan.
“ Ra? Kamu nyari apa? Kamu gak apa-apa kan?” aku takbisa melihat se-khawatir
apa wajahnya saat itu yang kurasakan saat ini adalah sakit yang berbeda dari
biasanya. Mataku perlahan kabur dan aku tak sadarkan diri
*****
Kubuka
mataku perlahan dan kudapati bahwa kini aku terbaring lemah dengan jarum suntik
dimana-mana dan alat bantu pernafasan yang telah terpasang. Aku tidak bisa
mengingat kejadian terakhir kali kenapa aku bisa seperti ini. Ingatanku
tiba-tiba kabur untuk sesaat. Lalu kulihat mama dan papa menyambutku dengan
isak tangis mereka. Aku takut bahwa ini hari terakhirku menjalani hari-hari di
negara ginseng ini dan kenapa disaat aku sudah sekarat seperti ini dia
“pangeran tampanku” datang memasuki kehidupanku yang kini telah suram? Dan
kenapa tuhan menemukan kita disaat aku ingin benar-benar melupakannya?
“
Ma.. Pa..” dengan suara rintih
“ akhirnya kamu sadar nak. Uda 10 jam kamu gak sadarkan diri. Untungnya sebelumnya, mama dan papa ingin mengunjungi kamu, awalnya mama ingin membuat kejutan untukmu makanya mama dan papa tidak memeberitahu kamu sayang..” kudengar mama mengucapkan itu dengan sedikit menahan air matanya agar tidak terjatuh lagi.
“Dan saat sampai di bandara Incheon tiba-tiba ada telepon dari seorang lelaki yang papa tak tahu itu siapa, tapi papa yakin dia itu orang Indonesia karena dia menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara dengan papa. Dia bilang kalau kamu tak sadarkan diri dan segera di larikan ke rumah sakit terdekat.” Ucap papa dengan nada yang tak kalah khawatirnya dengan mama.
“ ooh, itu pasti kak Gilang Ma, Pa..” balasku sambil menahan rasa sakit yang kini menggerogoti pikiran dan badanku.
“ tapi saat kami sampai, dia pamitan pulang. Dia mengatakan ada suatu hal penting yang harus ia tangani dengan segera.” Ucap papa
“ oh iya sayang, mama baru ingat ini ada titipan.” Mama menyerahkan selembar surat dengan amplop merah jambu bergambar bunga matahari.
“ ini apa ma?”
“ oh ini, maaf yaa sayang mama telat ngasihnya ke kamu. Saat kamu sudah berangkat, ada cowo yang datang kerumah memberikan ini kepada mama. Tapi dia telat karena kamu sudah berangkat dari tadi. sewaktu kamu sudah sampai di korea, mama sempat nelfon kamu untuk memeberitahukan titipan ini tapi kamu nutup telefon mama gara-gara ada taksi.” Aku pun mengambil surat itu dan membukanya.
“ akhirnya kamu sadar nak. Uda 10 jam kamu gak sadarkan diri. Untungnya sebelumnya, mama dan papa ingin mengunjungi kamu, awalnya mama ingin membuat kejutan untukmu makanya mama dan papa tidak memeberitahu kamu sayang..” kudengar mama mengucapkan itu dengan sedikit menahan air matanya agar tidak terjatuh lagi.
“Dan saat sampai di bandara Incheon tiba-tiba ada telepon dari seorang lelaki yang papa tak tahu itu siapa, tapi papa yakin dia itu orang Indonesia karena dia menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara dengan papa. Dia bilang kalau kamu tak sadarkan diri dan segera di larikan ke rumah sakit terdekat.” Ucap papa dengan nada yang tak kalah khawatirnya dengan mama.
“ ooh, itu pasti kak Gilang Ma, Pa..” balasku sambil menahan rasa sakit yang kini menggerogoti pikiran dan badanku.
“ tapi saat kami sampai, dia pamitan pulang. Dia mengatakan ada suatu hal penting yang harus ia tangani dengan segera.” Ucap papa
“ oh iya sayang, mama baru ingat ini ada titipan.” Mama menyerahkan selembar surat dengan amplop merah jambu bergambar bunga matahari.
“ ini apa ma?”
“ oh ini, maaf yaa sayang mama telat ngasihnya ke kamu. Saat kamu sudah berangkat, ada cowo yang datang kerumah memberikan ini kepada mama. Tapi dia telat karena kamu sudah berangkat dari tadi. sewaktu kamu sudah sampai di korea, mama sempat nelfon kamu untuk memeberitahukan titipan ini tapi kamu nutup telefon mama gara-gara ada taksi.” Aku pun mengambil surat itu dan membukanya.
******
Kubuka dengan penuh penasaran dan
sedikit berharap kalau orang yang mengirimkan itu adalah pengagum rahasiaku.
Kulihat tulisan tangannya yang sedikit berhamburan tetapi masih tampak jelas
untuk kubaca.
Dear
Raisa
Aku tak tahu harus memulainya dari
mana.. semuanya hanya mengalir seiring dengan tingkat kedewasaanku. Dahulu aku
tidak yakin perasaan apa yang aku miliki.. aku hanya berfikiran bahwa aku hanya
“senang” karena ada seseorang yang mengagumiku, namun aku tak tahu pasti apakah
orang itu benar-benar mengagumiku atau hanya “senang” kepadaku. Awalnya aku
biasa aja. Namun lama kelamaan perasaan ini timbul begitu saja. Aku baru sadar
saat aku pergi dan tak kujumpai lagi bayangannya. Ternyata Diam-diam aku
memperhatikannya.. saat dia mendapatkan penghargaan karena prestasi yang dia
raih aku menyempatkan untuk mengambil fotonya.. aku baru sadar semenjak
kejadian itu, pelan-pelan aku menyukainya.. aku merasa sangat bersalah, aku
tidak se-gentle yang dia bayangkan. Aku tidak bisa merangkai kata-kata romantis
ataupun mengatakan perasaan ini langsung kepadanya. Aku takut kalau aku tidak
pantas untuk seseorang seperti nya.. seseorang yang menjadi kebanggaan banyak
orang, seseorang yang sangat menakjubkan dimataku. Aku benar-benar ingin
mengucapkan terima kasih kepadanya.. karena dia, aku bisa mengerti apa arti
cinta sebenarnya dan karena dia pula aku benar-benar tahu makna perjuangan
seperti apa.
Seseorang
itu adalah kamu Raisa.. I LOVE YOU :’)
From
Gilang
Gilang
Aku
tak percaya.. sangat tak percaya ku ulangi kata-kata terkahir “ I LOVE YOU.
From : Evan.” Seketika air mata ku menetes. Kurasakan sesak sekaligus bercampur
dengan kebahagiaan yang sedang menyelimuti hatiku saat ini. Aku tak menyangka
ternyata selama ini dia memiliki perasaan yang sama sepertiku. Aku menyebutnya
sebagai sebuah takdir. Takdir Illahi yang kini telah mempertemukan hatiku dan
hatinya.. walau aku sadari bahwa ini bukan saat yang tepat untuk menerima
perasannya. Aku tak ingin dia sedih melihat keadaan ku. Aku tak ingin membuat
dia menyesal karena mencintaiku dengan tulus. Aku tidak ingin menghapuskan perasaan kagumnya kepadaku. Mungkin aku egois
namun aku tak bisa menepis bahwa saat ini aku benar-benar bahagia. Aku ingin
sembuh! Tapi ini sudah terlambat.. aku tak akan bisa sembuh dan menjadi wanita
normal seutuhnya. Saat selesai
membacanya aku merasakan sesak dan seketika aku tak bisa melontarkan kata-kata
yang bisa mewakili rasa sakitku saat itu. Tiba-tiba ku lihat dari kejauhan kak gilang berlari
dengan tergopoh-gopoh mendatangiku dengan meneriakkan namaku dan kulihat
deraian air mata yang membasahi kedua pipinya.. saat itu aku hanya tersenyum
dan melingkarkan jari jemariku yang mengisyaratkan “oke” dan itu adalah
ekspresi terakhirku sebelum meninggalkan dunia ini.
EPILOG
Aku bersyukur telah mengetahui perasaan
yang selama ini aku tunggu-tunggu dari mu. Kini aku tahu bahwa cinta sejati
bukan hanya “status”. Aku tidak pernah menyangka bahwa dia “pangeran tampanku”
bisa memiliki perasaan yang sama terhadapku. Walaupun kita tidak selalu berdua,
bak bulan dan bintang yang selalu mengisi langit-langit malam . Hubungan
pertemanan kami dulu sering terganggu oleh hal-hal yang tidak pernah kita
bayangkan. Bahkan, sering kali kita tidak bertegur sapa lantaran perasaanku
yang tidak menentu kepadanya. Terkadang marah, capek, eneg karena menunggu
terlalu lama. Namun semua rasa itu terbalaskan oleh perasaannya. Perasaannya
yang telah mewarnai kehidupanku di alam yang berbeda. Aku berdoa kepada tuhan
semoga di dunia, dia dipertemukan oleh seseorang yang lebih pantas dan lebih
menyayangi dia apa adanya. Aku relakan perasaanku untuk seorang wanita disana
yang bisa mendapatkan hatinya. Hati yang dimiliki oleh sosok yang sangat ku
dambakan “pangeran tampan”ku.
“ So, I lay my head
back down..
and I lift my hands and pray..
to be only yours I pray..
to be only yours I know now you’re my only hope..”
Walaupun bulan tak selamanya ditemani
bintang dikala langit sedang dalam kesedihannya. Tapi itu tak berlaku bagiku..
aku akan tetap selalu ada dihatimu, dan diingatanmu..
THE
END
0 komentar:
Posting Komentar