Kamis, 26 Juni 2014

Mau Tau Ga Caranya Nentuin 1 Ramadhan? -Ramadhan Project 1-



Pasti banyak kan diantara kalian yang menunggu kapan datangnya puasa kan? nah, kalian udah pada prepare belum buat puasa tahun ini? udah menduga-duga belum.. kapan datangnya puasa ini? nah, sampai sekarang ini, banyak looh yang masih memperdebatkan kapan jatuhnya awal puasa. Nah, bagi yang belum tau gimana cara nentuin awal puasa, yang lebih tepatnya jatuh pada tanggal 1 Ramadhan, klik Read More aja ya kawan :)




Jadi, menetukan awal ramadhan itu ada 2 cara loh..

Yang pertama dengan cara Ru'yatul Hilal, yaitu dengan melihat hilal secara langsung.
Nah, hilal ini adalah fase pertama dari penampakan Bulan, yang berupa garis tipis, Ru'yatul hilal dianjurkan di lihat menggunakan mata telanjang, tetapi boleh juga menggunakan alat bantu berupa teropong bintang.

Yang kedua dengan membulatkan bulan Sya'ban menjadi 30 hari.

Menurut Sabda dari Nabi Muhammad SAW, yaitu


لا تصوموا حتى تروه، ولا تفطروا حتى تروه

“Janganlah berpuasa sampai engkau melihat hilal, janganlah berlebaran hingga engkau melihat hilal” (HR. Muslim 1080)

Kalian tau ga? kalo misalnya kita nentuin pake ilmu astronomis itu... HARAM lohh hukumnyaa,,, soalnyaa :

Pertama, metode ini bertentangan dengan banyak nash yang membahas tentang cara menentukan masuknya Ramadhan, yaitu dengan salah satu dari dua cara di atas

Kedua, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, para sahabat beliau dan para tabi’in, tidak pernah menggunakan metode ini padahal ilmu hisab falaki sudah ada di masa mereka. Kaidah mengatakan, setiap sarana yang mampu dimanfaatkan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallamnamun mereka tidak memanfaatkannya, maka hukum memanfaatkan sarana tersebut di zaman ini adalah bid’ah. Sebagaimana sudah dijelaskan oleh Syaikhul Islam di kitabnya, Iqtidha Shiratil Mustaqim.

Ketiga, para ulama telah ber-ijma‘ untuk tidak menggunakan metode hisab falaki dalam menentukan awal bulan Ramadhan. Sebagaimana yang dikatakan Ibnul Mundzir dan Ibnu As Sabbagh yang disebut oleh Ibnu Hajar di atas, juga Ibnu ‘Abdil Barr, Abul Walid Al Baaji dan Ibnu Taimiyah”

 (dikutip dari http://www.al-sunna.net/articles/file.php?id=5904).

sekian dulu ya kawan, artikel dari saya, Wassalamualaikum Wr. Wb.


0 komentar:

Posting Komentar